[in my opinion] Women in Work

|

 
                                                                   picture: URL in the below
 
Bekerja. Sebuah pilihan hidup yang memang aku pilih sekarang. Di jaman yang sudah serba modern, dimana peran wanita bukan hanya sekedar untuk mengurus dapur dan kasur tapi wanita banyak yang memilih bekerja. Istilahnya “women carrier”. Tidak munafik jika pilihan bekerja ditujukan untuk mendapatkan penghasilkan, disamping sisi lain bekerja merupakan saran pengembangan dan pengolahan diri. Mencari pengalaman, itu jelas. Gak usah muafik juga kalau bekerja disamping cari duit juga mencari pengalaman. Bisa juga digunakan sarana untuk menjalin networking, mencari ilmu ataupun mencari pasangan. Niat orang mencari pekerjaan memang berbeda-beda. Mari kita lihat penjabaran aku yaa, ini dari sisi aku mandangnya aja sih yaa, yang gak setuju boleh komentarnya, be a wise reader J

Passion in work

Apapun itu perbedaannya, jangan lupa untuk menyesuaikan apa yang kita kerjakan sesuai tidak dengan apa yang kita inginkan, apa yang ingin kita capai dan raih. Istilahnya “kerjaan sesuai passion enggak”. Misalnya nih, kamu ini suka kerjaan yang mengharuskan untuk bertemu dengan orang-orang, tapi kamu kerjanya didepan computer mulu. Sesuai passion gak?

Hmmm, sebenernya permasalahan ini lebih ke individunya sih. Selama dia nyama dan enjoy melakukan pekerjaan itu, meski tidak sesuai passion, aku yakin pasti akan dikerjakan dengan baik. Hanya saja bedanya, jika bekerja yang disesuaikan passion, dia akan punya effort lebih untuk bekerja. Setuju?

Sesuai dengan pengalamanku, sebisa mungkin dimanapaun berada. Be a great people. Kerjakan sebaik-baiknya apa yang menjadi tugas dantanggung jawabmu. Jangan sampai kita melalaikan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan itu. Kita sudah memilih untuk bekerja disana, berarti itu pula yang akan menjadi acuan kita untuk dapat maju atau tidak, disesuaikan dengan kinerja kita juga.

Trus, kalo wanita bekerja jadi melalaikan kewajiban wanita donk?

Bagi wanita yang bekerja diluar rumah, entah di pabrik, kantor atau lapangan, aku yakin mereka mempunyai visi dan misi sendiri kenapa harus rela bekerja. Aku sebut rela karena, tidak semua orang itu mau bekerja, punya bos dll. Bisa jadi dia memang yang ingin menggaji. It’s find, semuanya kembali ke pilihan masing-masing bukan?

Aku belum mau komentar banyak masalah ini, terutama untuk yang sudah bersuami, terlebih sudah punya anak. Tapi aku melakukan riset ke beberapa orang, dimana dia sudah berkeluarga, tapi masih bekerja kantoran. Salut yaa ama ibuk-ibuk ini, J

Intinya bekerja bagi yang sudah bersuami, keridhaan dari sang suami itu yang utama. Kalau suami rela dan ridho kita kerja diluar rumah, itu next nya tinggal dibahas lagi aja mau gimana, jadi agar sama-sama hak maupun kewajiban antar suami istri itu tak lallai dikerjakan dan diberikan.

Saya coba kroscek ke beberapa rekanan kerja yang berkeluarga, mereka memang prefer untuk resign, lalu membuka usaha dan lain-lain. Tapi di satu sisi, masih banyak-banyak juga ibuk perkasa yang tetap bekerja. Alasan yang paling banyak keluar memang untuk membantu suami, demi masa depan anak-anak juga. Hmmm, masuk akal memang.

Sekali lagi, balik ke keluarga masing-masing. Masalah maintain komunikasi dan pertemuan dengan keluarga itu aku rasa setiap pasangan punya trip and trik sendiri.

Wonder women

Julukan itu aku rasa sesuai untuk seorang wanita. Eits, bukan berarti pria gak bisa wonder juga lho ya. Aku hanya suka kagum saja melihat, mengamati dan bertanya ibu-ibu muda maupun yang sudah berumur masih sangat aktif bekerja di luar rumah. Dapat mengobrol, bertukar kisah dengan mereka bagiku priceless, tidak semua orang mau meceritakannya bukan?

See, bagaimana julukan itu dapat melekat? Bagiku wanita yang bekerja dan sudah berkeluarga itu hebat. Mereka sudah menghabiskan waktu seharian (rata-rata 8 jam kerja, ditambah perjalanan yang kadang macet-Jakarta red) di kantor, pulang masih harus melayani semua kebutuhan suami dan anak yang menuntut kewajibannya keluar, karena nantinya aka nada hak yang didapat si ibu. Mulai dari menyiapkan makan malam, membereskan rumah, membuatkan camilan atau susu sebelum tidur, menyiapkan buku-buku dan mereivew kegiatan anaknya selama di sekolah, belum lagi nantinya akan membacakan dongeng, menjadi pendengar setia untuk anak dan suami. Pagi, si ibu harus menyiapkan sarapan untuk anak suami, beberes rumah dll. Terdengar complicated banget ya?

Tapi itulah wanita, apalagi wanita yang bekerja. selain menjadi manager di rumah, dia juga harus bisa menjadi manager dirinya sendiri, ditambah menjadi bagian dari perusahaan dimana dia bekerja.

Sungguh hebat, peran multiganda yang tiada dua, ^^.

Dan satu lagi menurutku, wanita yang sukses di karir dan rumah tangga itu wanita hebat. Udah mulia di dunia, insyaAlloh di akhiratnya juga mulia. Aamiin.


Jakarta, 12.00, when the others take their resttime. J
 
picture taken from --> https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGNJKTl4x9ZLK5QS2mV-b2-qWtiSr2R7FGk3_rF_rznTFUnKg07SmSSTE_8GN2HF9wYYxcOUUDnLiA7hYgV6fmjjk-FW8Nvi5xQxMEVlzTUosWwztv7Ini4AfWlJBOf_skK4ZTV36VBjc/s1600/ULUL-ALBAB-KARTUN-

0 comments:

Post a Comment