Fenomena Menikah di Bulan Dzulhijjah

|
Assalamualaikum wr wb



Hi guys, apa kareba? Di libur malam tahun baru Islam, alangkah baiknya saya menuntaskan “PR” saya dari tahun lalu yang belum sempat saya bahas lagi. Padahal bulannya itupun sudah lewat, xixixixi. tapi tak mengapa, dibanding saya punya tanggungan penjelasan kepada kalian semua. Yaa, fenomena itu adalah nikah di bulan Dzulhijjah.
           Bulan Dzulhijjah untuk orang Jawa dikenal dengan “Bodo Besar”1). Dimana umat Islam merayakan sebuah perayaan yang sangat agung, hari raya berqurban. Siapaun yang mampu bisa berqurban, baik sapi ataupun kambing. Saya rasa pembahasan harus langsung masuk saja ke topic awal, karena ini sudah pernah saya bahas di postingan sebelumnya (link, red).

Berbicara mengenai menikah, siapa yang disini belum menikah? *tunjuk diri sendiri, hehehe. Yaa, bahasan yang selalu ngetrend bagi para kawula muda, terutama saat acara-acara besar keluarga, keluarga apapun. Yang ditanyakan pasti “kapan menikah?”. Ehem, bagi yang sudah punya calon pastinya dengan gampang akan senyum dan bilang “here it is” bagi yang belum, banyak-banyak minta do’a saja, supaya diberikan yang terbaik di saat yang terbaik. Bukankah begitu wajarnya?

Well, dalam Islam, menikah itu dianggap ibadah yang dapat menggenapkan separuh dien (agama, red). Waw, hebat bukan? Dengan menikah kita sudah mendapat pahala yang sebesar itu, bahkan ini juga sunnah Rosul. Sampai pernah ada hadist yang menyatakan bahwa “siapa yang tidak mau menikah, berarti dia tidak golonganku” seperti itu intinya, CMIIW yaa.

Saya pernah membaca, tahapan menikah itu antara lain (jika ada yang kurang bisa ditambahi):

1.      Ta’aruf

Siapa yang tidak tahu menahu tentang ta’aruf? Dalam Islam, tidak mengenal istilah pacaran. Jadi, jika orang yang sudah berkeinginan dan mampu untuk menikah, diwajibkannya untuk menikah. Dalam proses iringan sebelum menikah, ada juga tahapannya yakni ta’aruf.

Ta’aruf adalah proses untuk mengenal satu sama lain tanpa berpacaran. Ta’aruf sangat menjaga hubungan baik dari kedua belah pihak. Jika salah satunya sudah tidak setuju, maka bisa langsung batal ta’arufnya saat itu juga.

Saat melakukan proses ta’aruf, harus ada yang mendampingi dalam kedua belah pihaknya. Dikarenakan untuk menghindari fitnah. Adapun yang dapat mendampinginya bisa guru ngaji.
 

2.      Khitbah

Setelah acara ta’aruf selesai dan yakin nih, si cowok secepatnya saja dating untuk mengkhitbah atau meminang calon yang diinginnya. Segera temui wali, utarakan keinginan dan tetapkan tanggal yang sesuai dengan kesepakatan.

Tidak ada jeda waktu pasti dari ta’aruf-khitbah hingga ijab, sebaiknya memang disegerakan, karena dikhawatirkan terjadi fitnah. Wallohu a’lam.
 

3.      Akad Nikah

Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara kedua belah pihak dalam bentuk ijab dan qabul.

Ijab biasanya diucapkan oleh wali yang akan menikahkan (bisa orang tua langsung atau diwakili oleh penghulu)

Qabul adalah pernyataan kesediaan (penerimaan) dari pihak yang menginginkan (dalam hal ini adalah si pria yang menikahi).

Setelah dilangsungkan ijab qabul, si wanita sudah sah menjadi istri si lelaki, dapat dilanjutkan dengan acara sesuai dengan budaya dan kebiasaan masing-masing (seperti sungkeman, foto bersama atau langsung walimatul ‘ursy).
 

4.      Walimatul “Ursy

Istilah gampangnya untuk walimatul ‘ursy ini adalah resepsi. Hukumnya sunnah, jika dilaksanakan yaa bisa mendapat pahala, jika tidak juga tidak mengapa. Sebenarnnya diadakan walimatul ‘ursy ini sendiri untuk memberikan kabar pernikahan mempelai agak tidak menjadikan fitnah di kemudian hari.

Demikian penjelasan singkat saya mengenai pernikahan dalam Islam. Well, tidak seberapa yang bisa saya sharing, saya ada agenda lain untuk menuntut ilmu lagi, jadi kalau nanti ada sesuatu yang bisa ditambah, monggo ditambah, kita sama-sama tukar ilmu dan pikiran yaa guys.

Sayapun masih cethek ilmunya, masih haus akan ilmu, jadi sama-sama belajar buat jadi orang yang berilmu dan berbagi. Semangat!!!!!!!

Wassalamualaikum wr wb
 
 1). Bodo besar : hari raya besar
 

Jakarta, Malam tahun baru Islam 1435 H.

0 comments:

Post a Comment