Bekerja.
Sebuah pilihan hidup yang memang aku pilih sekarang. Di jaman yang sudah serba
modern, dimana peran wanita bukan hanya sekedar untuk mengurus dapur dan kasur
tapi wanita banyak yang memilih bekerja. Istilahnya “women carrier”. Tidak
munafik jika pilihan bekerja ditujukan untuk mendapatkan penghasilkan,
disamping sisi lain bekerja merupakan saran pengembangan dan pengolahan diri.
Mencari pengalaman, itu jelas. Gak usah muafik juga kalau bekerja disamping
cari duit juga mencari pengalaman. Bisa juga digunakan sarana untuk menjalin
networking, mencari ilmu ataupun mencari pasangan. Niat orang mencari pekerjaan
memang berbeda-beda. Mari kita lihat penjabaran aku yaa, ini dari sisi aku
mandangnya aja sih yaa, yang gak setuju boleh komentarnya, be a wise reader J
Passion in work
Apapun
itu perbedaannya, jangan lupa untuk menyesuaikan apa yang kita kerjakan sesuai
tidak dengan apa yang kita inginkan, apa yang ingin kita capai dan raih. Istilahnya
“kerjaan sesuai passion enggak”. Misalnya nih, kamu ini suka kerjaan yang
mengharuskan untuk bertemu dengan orang-orang, tapi kamu kerjanya didepan
computer mulu. Sesuai passion gak?
Hmmm,
sebenernya permasalahan ini lebih ke individunya sih. Selama dia nyama dan
enjoy melakukan pekerjaan itu, meski tidak sesuai passion, aku yakin pasti akan
dikerjakan dengan baik. Hanya saja bedanya, jika bekerja yang disesuaikan
passion, dia akan punya effort lebih untuk bekerja. Setuju?
Sesuai
dengan pengalamanku, sebisa mungkin dimanapaun berada. Be a great people. Kerjakan
sebaik-baiknya apa yang menjadi tugas dantanggung jawabmu. Jangan sampai kita
melalaikan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan itu. Kita sudah
memilih untuk bekerja disana, berarti itu pula yang akan menjadi acuan kita
untuk dapat maju atau tidak, disesuaikan dengan kinerja kita juga.
Trus, kalo wanita bekerja jadi
melalaikan kewajiban wanita donk?
Bagi
wanita yang bekerja diluar rumah, entah di pabrik, kantor atau lapangan, aku
yakin mereka mempunyai visi dan misi sendiri kenapa harus rela bekerja. Aku
sebut rela karena, tidak semua orang itu mau bekerja, punya bos dll. Bisa jadi
dia memang yang ingin menggaji. It’s find, semuanya kembali ke pilihan
masing-masing bukan?
Aku
belum mau komentar banyak masalah ini, terutama untuk yang sudah bersuami,
terlebih sudah punya anak. Tapi aku melakukan riset ke beberapa orang, dimana
dia sudah berkeluarga, tapi masih bekerja kantoran. Salut yaa ama ibuk-ibuk
ini, J
Intinya
bekerja bagi yang sudah bersuami, keridhaan dari sang suami itu yang utama.
Kalau suami rela dan ridho kita kerja diluar rumah, itu next nya tinggal
dibahas lagi aja mau gimana, jadi agar sama-sama hak maupun kewajiban antar
suami istri itu tak lallai dikerjakan dan diberikan.
Saya
coba kroscek ke beberapa rekanan kerja yang berkeluarga, mereka memang prefer
untuk resign, lalu membuka usaha dan lain-lain. Tapi di satu sisi, masih
banyak-banyak juga ibuk perkasa yang tetap bekerja. Alasan yang paling banyak
keluar memang untuk membantu suami, demi masa depan anak-anak juga. Hmmm, masuk
akal memang.
Sekali
lagi, balik ke keluarga masing-masing. Masalah maintain komunikasi dan
pertemuan dengan keluarga itu aku rasa setiap pasangan punya trip and trik
sendiri.
Wonder women
Julukan
itu aku rasa sesuai untuk seorang wanita. Eits, bukan berarti pria gak bisa
wonder juga lho ya. Aku hanya suka kagum saja melihat, mengamati dan bertanya
ibu-ibu muda maupun yang sudah berumur masih sangat aktif bekerja di luar
rumah. Dapat mengobrol, bertukar kisah dengan mereka bagiku priceless, tidak
semua orang mau meceritakannya bukan?
See,
bagaimana julukan itu dapat melekat? Bagiku wanita yang bekerja dan sudah berkeluarga
itu hebat. Mereka sudah menghabiskan waktu seharian (rata-rata 8 jam kerja,
ditambah perjalanan yang kadang macet-Jakarta red) di kantor, pulang masih
harus melayani semua kebutuhan suami dan anak yang menuntut kewajibannya
keluar, karena nantinya aka nada hak yang didapat si ibu. Mulai dari menyiapkan
makan malam, membereskan rumah, membuatkan camilan atau susu sebelum tidur,
menyiapkan buku-buku dan mereivew kegiatan anaknya selama di sekolah, belum
lagi nantinya akan membacakan dongeng, menjadi pendengar setia untuk anak dan
suami. Pagi, si ibu harus menyiapkan sarapan untuk anak suami, beberes rumah
dll. Terdengar complicated banget ya?
Tapi
itulah wanita, apalagi wanita yang bekerja. selain menjadi manager di rumah,
dia juga harus bisa menjadi manager dirinya sendiri, ditambah menjadi bagian
dari perusahaan dimana dia bekerja.
Sungguh
hebat, peran multiganda yang tiada dua, ^^.
Dan satu lagi menurutku, wanita
yang sukses di karir dan rumah tangga itu wanita hebat. Udah mulia di dunia,
insyaAlloh di akhiratnya juga mulia. Aamiin.
Jakarta,
12.00, when the others take their resttime. J