Assalamualaikum wr wb,
Hello everybody, hello
Sunday. Mau sharing nih tentang hari mingguannya aku (sok artis
banget, hehehe). Di hari minggu ini, aku dan teman-teman menghadiri
sebuah seminar yang mungkin sangat sensitive bagi wanita seusia aku
(uhuk) dan memang sudah masa-masanya pengen kali yah, :P. yak, aku
sama teman-teman kantor, mengikuti sebuah seminar pra nikah yang
diadakan oleh APWA (arRahman Pre Wedding Academy), sebuah lembaga non
formal yang memberikan semacam les-les untuk menuju rumah tangga dan
mengurusi rumah tangga yang Islami. Siapa yang mau join? Seminar ini
dilaksanakan di Smesco UKM.
Academy ini digagas
oleh seorang Ustadz yang sangat familiar, yaitu Ustadz Bactiar
Natsir. Dan akademi digelar selama 3 bulan, setiap weekend, bagi yang
berminat bisa langsung ke AQL (Arrohman Qur’an Learning centre, for
more information).
Sekarang aku ingin
membahas saja yah tentang apa yang aku dapat di seminar tadi,semoga
bermanfaat dan syukur-syukur kalau ada yang menerapkan, .
Di seminar ini terdapat 4 pembicara, mari kita bahas satu-satu:
- Shofwan Al Banna
Jujur saja, sebenarnya
untuk 2 pembicara di awal (ustadz Al banna dan Bachtiar) aku tidak
begitu menyimak karena aku setengah sadar, alias ngantuk berat coy,
tetiba tertidur, hohoho, maaf yaa guys, jadi gak bisa share semuanya.
Tapi aku nangkep intinya sih.
Jadi, untuk Ustadz Al
Banna, penekanan lebih pada makna cinta yang hakiki, dan bagaimana
cinta itu, serta nantinya cinta itu bermuara dimana agar tidak salah
kaprah penggunaannya. #ihir,aku masih inget
Jadi, kenapa sekarang
marak kasus remaja-remaja yang galau karena setelah patah hati atau
gimana, itu karena mereka salah atau belum faham dimana harus
menempatkan cinta itu.
Solusi yang ditawarkan
untuk orang yang sedang dilanda cinta memang menikah, tapi tidak juga
dengan hanya sekedar jatuh cinta kita lantas menikah, karena
pernikahan menyangkut berbagai aspek yang sangat penting, untuk
tercapainya keluarga yang samara (sakinah, mawaddah, warrohmah). Dan
pemaknaan cinta yang hakiki ditujukan untuk Alloh.
Beliau juga menyebutkan
bahwa, pernikahan itu sebagai proyek peradaban. Artinya? Yang
penasaran boleh comment, atau diterka-terka dulu saja untuk diskusi
yah.
Okee, ada penutup yang
sangat bagus nih dari slide yang diberikan oleh beliau:
“tak
terlalu tinggi cita-citaku. Impianku kita punya rumah di atas gunung.
Rumah yang sederhana seperti pondok. Hawanya bersih, sejuk dan
pemandangannya indah. Kau tanam bunga-bunga dan aku menanam sayur
sendiri. Aku kumpulkan muda mudi kudidik mereka menjadi patriot
sejati”
(Surat
Cinta Bung Tomo kepada Lies, istrinya).
- Bachtiar Natsir
Ustadz yang menggagas
adanya APWA ini, sudah bisakah ditebak apa yang diampaikan oleh
beliau? Hehe, ayo guys, apa? Nyerah? Okee deh, aku jabarin yaa,
karena memang juga sembari ngantuk-ngantuk (efek belom sarapan juga
kali yah, :P)
Si Ustadz menjelaskan
tentang tahapan yang dilalui dalam pernikahan, apa saja?
Aku
dulu pernah janji akan membahas yaa, tapi maaf guys belum sempat
semuanya, jadi ini juga ak pending ya neranginnya, kalian
mencari-cari saja dulu infonya dari yang lain. Okeee??? Biar lengkap
saja nanti pembahasannya. Wait yaa ladies-ladies and guys-guys.
- Salim A Fillah
Ustadz Salim A fillah
mengisi setelah makan siang, dank arena waktu siang yang lumayan lama
(plus solat, dan aku sedang tidak solat), maka waktu setelah makan
aku gunakan untuk tidur di kursi, 15 menit yang berkualitas, dan
Alhamdulillah saat sesi setelah makan siang ini, aku gak ngantuk, :D,
banyak menyimak dan semoga bermanfaat yaaa pastinya.
Okee, kalau aku
melihat, memakan dan kemudia mencerna dari seorang Ustadz Salim A
Fillah, beliau sangat-sangat puitis dan maybe romantic. Dan hari ini,
saya melihat beliau secara langsung, biasanya hanya mengikuti
kuliahnya di twitter (you can follow his @salimafillah).
Okee, back to topic,
menurutku, apa yang beliau terangin lebih ke psikologis dalam
menghadapi perbedaan antara suami dan istri saat nanti berumah tanga.
Karena memang suami dan istri kan berbeda yaa, pria dan wanita gitu
loh, dan pasti wataknya pun berbeda, perlakuan kepada
masing-masingnya juga berbeda, dan mereka mempunyai cara yang
berbeda-beda untuk mengungkapkan amarah, uneg-uneg, kesenangan,
keromantisan dalam hubungannya dengan pasangannya. Bukan begitu?
Karena memang struktur
otak pria dan wanita yang berbeda, jadi terdapat perbedaan dalam
menyampaiakan, sperti yang aku apparin di atas. Contohnya nih, wanita
itu jika ada masalah, memang sudah menjdai wataknya, dia membutuhkan
tempat untuk mencurahkan persoalannya, baik itu nantinya ada solusi
atau tidak, akan tetapi wanita jika ada amsalah pasti akan lega jika
sudah membicarakannya. Berbeda dengan pria, terkadang jika ada
masalah mereka cenderung diam, kenapa? Karena memang mereka tidak
ingin membahasnya, disamping itu untuk mencari solusi, apabila dia
didesak untuk menjawab, ujung2nya adalah si pria tetap diam dan
mungkin sedikit tidak enak, nah disini, pasti si wanita merasa tidak
dihargai dan tidak dipercaya sebagai tempat curhat. Hmm, berabe kan
kalo udah gini?
Okee,
dari ustadz, solusinya, yaa kalian harus mempunyai, mencari dan
selalu belajar untuk mengenal dan menghadapi pasangan kalian
masing-masing, karena tidak semua orang dapat diperlakukan dengan
satu cara tertentu.
- Asma Nadia
Bunda yang satu ini,
aku sudah menjadi idolanya sejak lama. Buku-bukunya, usahanya, dan
visinya untuk membuat 100 rumah baca asma nadia, amat sangat membuat
lebih kagum kepada beliau. Muslimah yang sukses dengan segala
kesibukannya. Penulis, pengusaha, petualang, motivator dan lain lain.
Beliau pada seminar ini
menerangkan bagaimana “agar sakinah bersamamu”. Jadi bagaimana
trik dan trik apa saja yang dicari dari pasangan, agar bisa sakinah
bersama-sama.
Apakah hanya dengan
harta? Kecantikan? Kemapanan? Ketampanan?
Untuk
kemapanan, setiop orang mempunyai standar masing-masing, dan agar
dapat sakinah bersamamu, setiap pasangan harus mempunyai visi dan
misi yang sama untuk menuju syurga. Kucinya adalah “no excuse”.
Yaa, tidak ada alasan yang tidak bisa dilakukan untukmenuju
pernikahan yang dijalani. Setiap masalah, tanggapi dengan “no
excuse” karena, apabila terlalu banyak alasan, kita hanya akan
terpaku pada alasan-alasan dan kemungkinan-kemungkinan yang kadang
tidak sesuai dengan kehendak kita, atau memaksakan keinginan yang
sesuai dengan kehendak kita saja, tanpa memperhatikan perasaan atau
dampak yang akan timbul dengan pemaksaan kehendak kita.
Kesimpulan dari isi
seminar bunda asma nadia adalah “mencari istri atau suami tidak
hanya sekedar cinta, atau bahkan harta, akan tetapi bagaimana caranya
untuk sama-sama mempunyai visi
yang sama agar bisa sakinah sampai ke syurga”
Kemudian setelah
keempat pembiacara selesai menyampaikan semua materinya, giliran
acara do’a dan penutupan. Do’a dipimpin oleh Ustadz Bachtiar
Natsir langsung, dan penutupan diisi dengan semua panitia maju ke
depan podium. Alhamdulillah.
Okee ladies and guys,
berhubung sudah malam dan besok adalah senin, aku cukupkan yaa
sharingnya. insyaAlloh, next time kita sambung lagi. Fyi, no photos, -__-".
Jakarta,
14 April 2013, 20.00 PM
0 comments:
Post a Comment