Bahagia Untukmu

|
Hari itu, sahabat-sahabatmu banyak yang memberitahuku mengenai rencanamu. Sebuah rencana indah akan masa depan, membangun sebuah keluarga. Bukanlah sebuah rencana yang main-main menurutku. Itu sebuah keputusan yang akan dijalani sepanjang hidup, tanpa bisa ditawar lagi. Keputusan spektakuler yang pasti sudah matang difikirkan.

Hari itu, tidak seperti hari biasanya. Akupun menyadarinya. Ada sesuatu yang aneh dihatiku. Bukan, bukannya aku ingin protes atau memarahimu. Aku hanya ingin menyenangkan hatiku. Hatiku bersemi, hatiku tersenyum.

Inikah jawaban atas semua do’a? inikah jawaban atas semua pertanyaan selama setahun terakhir? Inikah jawaban atas sebuah perjalanan itu?

Yaa, di hari itu. Tidak cukup satu dua orang yang memberitahuku. Akupun tersenyum. Tersenyum untukmu. Aku disini mendo’akanmu, agar bahagia selalu. Tanpa perlu kau tahu dari siapa berita itu. Aku tetap akan mendo’akanmu.

Katamu, yang lalu biarlah berlalu. Lupakan. Tak ada yang perlu dikenang. Sudah, aku sudah melakukan itu, tak perlu lagi kau ragu.

Tuhan, sematkanlah selalu kebahagiaan untuknya dan keluarganya. Tugasku untuk menemaninya telah usai, tak ada yang perlu aku khawatirkan, tak ada pula yang perlu aku cemaskan. Aku percaya, siapapun dia sekarang, itulah yang dia inginkan. Yang akan selalu bersamanya memeluk mimpi-mimpinya.

Kamu, masa kualiahku. Baik-baik ya, ;)

 

Jakarta, 7 Maret 2014
Beberapa minggu setelah tau kamu mengucapkan janji suci itu, ;)

0 comments:

Post a Comment