Assalamualaikum
warohmatullohi wabarokatuh
Bukan hal baru saya
berkenalan dengan jilbab atau hijab untuk istilah yang lebih populer
digunakan oleh sebagian muslimah di Indonesia bahkan di dunia saat
ini. Yaa, sudah sejak kecil saya mengenal dan sudah barang tentu
(hampir) setiap hari menggunakannya. Ini dikarenakan sejak kecil saya
sudah berada dan diperkenalkan dengan lingkungan madrasah (istilah
sekolah) untuk mengisi waktu luang diluar waktu sekolah formal.
Awalnya memang berat dan
sangat berat jika saya harus menggunakan pakaian yang serba tertutup,
apalagi saat itu saya masih tergolong kecil. Jadi waktu saya masih
duduk di bangku SD, saya hanya memakai hijab untuk pergi ke madrasah
dan mengaji saja. Dan dari orang tua juga tidak melarang secara
langsung, jadi saya masih enjoy-enjoy saja berkeliaran tanpa
menggunakan hijab untuk sekedar keluar rumah selain pergi mengaji dan
ke madrasah. Hal ini masih berlangsung hingga saya memasuki jenjang
SMP, kebetulan saya tidak bisa masuk ke sekolah negeri favorit saya,
sehingga saya mendaftar di Mts (Madsrasah Tsanawiyah) yang setara
dengan SMP dan tentunya ilmu agamanya lebih banyak dibandingkan
dengan sekolah di SMP negeri.
Saat duduk di bangku SMP
pun, saya masih setengah-setengah memakai hijabnya. Jadi seperti
“memakai karena tuntutan”. Yaa, saya menyebutnya seperti itu,
dikarenakan saya hanya memakai saat sekolah saja, selebihnya saat
saya keluar rumah untuk les, mengunjungi saudara atau main bersama
teman-teman, sudah tentu saya tidak menggunakan hijab.
Astaghfirulloh, :(.
Mungkin memang benar jika
masa remaja itu masa yang tidak dapat ditawar lagi atau tepatnya masa
yang tidak bisa diganggu gugat keinginannya. Bagaimanapun masa remaja
adalah masa disaat kita mulai bertumbuh menjadi seseorang yang (akan)
matang, jadi masih “labil”. Tentu, saat masa ini, kita tidak
dapat dipaksa untuk sesuatu yang bukan menjadi keinginan kita, dan
tentu pasti akan melawan. Mungkin pikiran saya saat itu sama dengan
teman-teman yang lain, dimana kita ingin “bebas” tanpa ada
halangan apapun untuk melakukan segala aktifitas yang sangat amaze
buat seusia saya dan teman-teman pada waktu itu. Saya berfikir dan
khawatir dengan menggunakan hijab dan baju serba tertutup pasti akan
menghalangi saya dalam beraktifitas.
Alhamdulillah, orangtua
saya tidak menuntut banyak, hanya saja selalu mengingatkan untuk
menjadi manusia yang paling bermanfaat untuk yang lain. Pun tidak
pernah memaksa saya untuk selalu istiqomah dalam memakai hijab saya
saat itu.
Akan tetapi, yang namanya
hidayah dari Alloh itu selalu datang sesuai dan pas saat waktunya.
Saat itu saya bergetar membaca sebuah hadist yang intinya tentang
balasan yang akan diterima oleh orangtua kita apabila tidak dapat
mendidik anak-anaknya dengan baik dan benar, termasuk yang membuat
saya merinding adalah tentang menutup aurot. Ditambah lagi dengan
hadist Rasululloh yang menceritakan kepada Ali dan Fatimah tentang
wanita-wanita penghuni neraka, dimana salah satunya adalah mereka
yang tidak menutup auratnya. MasyaAlloh.
Setelah menginjak SMA,
saya meluruskan niat dan kaffah untuk terus berhijab sampai saya
kuliah dan bekerja saat ini, dan akan terus sampai saya menghembuskan
nafas terakhir, InsyaAlloh. Apa yang saya fikirkan dan khawatirkan
saat saya masih setengah-setangah dalam menggunakan hijab dulu, itu
salah besar dan tidak sesuai dengan apa yang saya fikirkan atau
khawatirkan. Saya tetap bisa mengikuti dan menjalani semua aktifitas
yang saya sukai tanpa ada halangan apapun, bahkan saya merasa sangat
aman dan nyaman apabila saya terus menggunakan hijab saya kemanapun
saya pergi dan beraktifitas. Bahkan Alloh selalu memberi lebih dari
apa yang saya pikirkan dan harapkan. Rejeki yang Dia berikan memang
tak pernah tertukar dan selalu datang pas saat waktunya.
Salah satu hal yang saya
gemari sekarang adalah berkreasi dengan hijab dan fashion. Ini
bermula saat saya terpilih menjadi ketua untuk acara workshop jilbab
yang diadakan oleh rohis perusahaan dimana saya bekerja. Berawal dari
situ, saya mendapat tawaran dari perusahaan lain (yang masih
tergabung dalam satu grup perusahaan) untuk menjadi mentor hijab dan
pengisi acara. Subhanalloh.
Alhamdulillah, ini
merupakan pengalaman yang sangat berkesan dan penting bagi saya untuk
dapat membantu dan menyalurkan ilmu kepada para muslimah yang ingin
tampil cantik dan tetap stylish dalam setiap aktivitas, terutama bagi
muslimah pekerja kantoran maupun pabrikan. dimanapun kita berada, jangan pernah lupakan "identitas" kita wahai muslimah. keep on it!!!
Satu hal yang sangat
berkesan dari pelajaran hidup saya selama ini adalah, penanaman
nilai-nilai moral agama sejak itu sangat penting bagi anak-anak untuk
bekal kedepannya dan sebagai benteng untuk tetap istiqomah di jalan
Alloh. Dan hijab, bagi muslimah, bukan hanya selembar kain penutup
kepala, tetapi juga sebagai identitas diri akan cintanya kita kepada
Alloh yang diwujudkan dengan menutup aurat kita. Bukan tanpa alasan
Alloh memerintahkan kita untuk menutup aurat, itu dikarenakan saking
cintanya Alloh kepada kita, hambanya, agar terhindar dan terjaga
kehormatannya. Wallohu A'lam.
Demikian cerita saya,
semoga dapat bermanfaat dan memberi inspirasi untuk yang lain.
Wassalamualaikum
warohmatullohi wabarokatuh.
Novita Rosyida Hilmi
Bumi Alloh
1 comments:
Suka. Semoga menjadi 'agen hijab' :) , dan istiqomah mengajak atau menginspirasi semakin banyak muslimah untuk segera berhijab dan menutup aurotnya. Aamiin.
Post a Comment