Surat Cinta Untuk Abah (Bagian 2)
Sore
itu, aku ingat sekali bagimana ekspresi abah saat tau aku tidak lolos UMPTN. Yaa,
ada seraut wajah gelisah yang terpancar di matanya dan mukanya. Abah, aku tak bias
membahagianmu saat ini, kata batinku berkata. Tapi dia tak berputus aja, terus
mengomporiku untuk tetap maju dan berjuang. Saat jalur masuk lewat Ujian Masuk
ke Undip pun aku tak berhasil lolos. Yaa, aku ingat betul saat ujian masuk itu,
aku sedang kedapetan tamu ‘bulanan’ di hari pertama, ditambah sarapan segelas
susu yang tentu saja membuah sebah perut. Bukannya aku menyalahkan kondisi saat
itu, aku hanya menyesali kenapa tidak antisipasi dulu sebelumnya. Akan tetapi,
kegagalan itu tak membuatku surut.
Aku
mengikuti ujian lainnya, yaitu UMPTN (saat jaman itu). Ada 3 universitas yang
aku daftar, dan ketiganya tak ada yang lolos. Dulu kami (aku dan 20 teman
lainnya dari SMA 2 Blora) mendaftar dan berangkat secara bersama-sama dengan system
kolektif yang diadakan oleh BP SMA ku. Dan satu-satunya teman yang lolos adalah
Ira, hihihi…berasa hanya mengantar dan menemaninya saja ke ujian UMPTN. Dan lagi-lagi,
aku tetap tak menyerah. Aku yakin ada jalan lain agar aku tetap bias kuliah di universitas
negeri.
Tak
hanya itu, saking inginnya dapet kerja instan setelah kuliah, aku ikut
mendaftar di sekolah pemerintahan yang telah banyak terbagi di pelosok negeri
saat ini. Dan aku tertarik untuk mendaftar di STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan
Negeri) yang ada di Yogyakarta. Selain dekat dengan saudara-saudara, yang
membuatku tertarik adalah system kuliahnya yang 2 tahun saja lalu dapat
mengabdi untuk negeri tercinta. Ternyata, hasil belajarku belum cukup mampu
untuk merobohkan kekokohan masuk di STPN..heheheh….
Ceritaku
masih berlanjut….
Entah
kenapa, sejak SMA, aku tidak berpikiran untuk masuk dan mendaftar di daerah
Semarang dan Yogyakarta. Alasan pertama, aku males di kota Semarang karena
hawanya yang panas dan entah kenapa hai gak sreg. Kalo alasan aku tidak mau di
Yogya, sudah terbiasa dan ingin susasana baru ((tapi tetep ajaa aku mendaftar
kuliah di 2 kota itu, hehehe…#mengadu rejeki dan nasib). Lalu, impianku adalah
di koat Solo dan Malabg. Kenapa Solo? Aku juga tak tahu, bayanganku adalah Solo
kota yang damai, meskipun tidak metropolitan tapi masih dalam jangkauan kota
lah..hehe. Kalo Malang? Aku senang
dengan sejuknya hawa Kota yang terletak di provinsi Jawa Timur itu.
Alhasil,
kakakku, berburu informasi untuk alternative lain yang mungkin bias jadi
jalanku untu masuk di universitas negeri. Akhirnya ada informasi bahwa UNS dan
UNY membuka kelas NonReguler. Yaaa, akhirnya aku mendaftar untuk UNS, dengan
pilihan pertama Agronomi, Teknik Industri dan Komunikasi (ga ada yang nyambung
yaa? Hehehe). Untuk UNY, karena tertinggal informasi aku tidak mendaftranya dan
kebetulan aku tidak tertarik dengan bidang-bidang yang dibuka saat itu (bahasa
kerennya bukan gue bgd gitu loh, :p )
Disamping
itu untuk alternative, aku mencoba mendaftar di UMS dengan jurusan Teknik
Industri. Nah setelah test yang berlangsung sangat menegangkan, hehehe. Akhirnya
saya lolos dan masuk di UNS. Alhamdulillah. Saya ingat, saat saya test, di
gedung Fak Hukum, dengan dinatar abah yang dengan setia menamaniku sampai
selesai ujian (naik motor bok dari blora, hohoo). Saat selesai meliaht ruang
ujian, aku dan abah istirahat di kanopi gedung 1 fak hokum. Tanpa senagaja, aku
bertemu dengan Mas Rizky (cucu dari budhe yang ada di Kunden). Lalu setelah
tahu aku lolos dan diterima di UNS, aku minta bantuan Mas Rizky untuk
mencarikan kost yang murah di sekitaran kampus dan kalau bias ga jauh dari
rumah beliau, agar bias dengan mudah minta bantuan kalo ada apa2.hehehe….
Saat
membayar uang masuk kuliah, aku dan abah pagi2 berangkat dar rumah. Saat itu,
abah tidak membawa uang cash dan aku tau saat itu, tabungan di rekeningnya
sedang tidak banyak. Saat sampai di kampus, abah minta keringanan untuk
membayar separoh dulu, karena memang tidak persiapan membawa uang sebanyak yang
dibebankan. Dari pihak universitas tidak mengijinkan. Abah tetap ngotot, beliau
takutnya kalau kami tidak segera membayar kursi kuliahku akan dikasih ke orang
lain. Setalah bernegosiasi akhirnya aku dan abah pulang lagi ke rumah. Dan paginya,
aku dan abah naik motor lagi untuk membayar. Setelah semua kelengkapan beres,
kita pulang rumah lagi. 2 hari menjelang masuk perdana kuliah, abah dengan
setia mengantarku lagi ke Solo. Padahal saat itu, aku ingat sekali abah
mengalamideperesi karena ditipu oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Aku sempat
minta untuk off kuliah dulu, karena pasti akan banyaka pengeluaran di awal2
kuliah. Dan abah tetep keukeuh aku harus kuliah, meski dengan ongkos pas-pas an
pada awalnya. Aku mengiyakan.
Dengan
motor Supra yang aku idam-idamkan sejak SMA, abah mengatraku dan membantuku
menata kamar baruku di Jalan Surya 4. Di tempat yang selama 4 tahun lebih
menjadi rumah keduaku. Setelah itu, aku pergi mengantar abah ke depan kampus
untuk mencari bus yang menuju terminal, awalnya aku berat, ingin sekali
mengantar beliau sampai ke terminal, akan tetapi beliau menolak.
“istirahat
saja dek, besok udah mulai masuk kuliah kan”
Aku
melambaikan tangan sebagai perpisahan dengan abah. Perpisahan sebagai awal yang
mengajarkan aku bagaimana menerapkan ilmu yang selalu diajarkannya : MANDIRI. Ilmu
yang selalu ditempa oleh beliau dari masa kecil sampai sekarang. Dimana, tidak
ada manja-manja dan bermalas-malasan untu meraih mimpi, mimpi yang selalu
membuatnya bias bertahan sampai sekarang, sampai anak gadisnya bias lulus
dengan gelar ST. meskipun tidak bias cumlaude, tidak bias lulus dengan ipk yang
tinggi menjulang, tapi dengan do’a dan petuah yang selalu diberikannya, aku
dapat bertahan. Aku dapat tetap menyalurkan hobiku di dunia jurnalistik, aku
tetap dapat melihat senyuman itu mengembang saat namaku dipanggil ke podium
untuk prosesi wisuda yang sangat sacral dan saat foto bersama….
Abah,
novi sayang banget sama abah. Tetep sehat dan semangat yaa bah, maaf kalo
sekarang aku harus merantau lebih jauh dari kota sebelumnya. Aku hanya mohon do’a
darimu untukku agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari yang lalu…J
Jakarta,
16 April 2012, 09.45 PM.. setelah pulang dari kantor
0 comments:
Post a Comment