Euforia selebriti instan

|



Hi guys, sekarang ini marak sekali “bisnis” mempopulerkan selebriti instan. Dengan semakin canggihnya teknologi yang ada, semakin mudah saja cara orang-orang yang ber”ambisi” atau sekedar hobby untuk melampiaskan keinginannya dan mempertontonkannya di hadapan publik. Baik memang berniat agar dapat terkenal dan dikenal, ataupun hanya sekedar menyalurkan hobby yang dimiliki. Ohh, memang dunia cyber cepat sekali memberi pengaruh kepada masyarakatnya. Baik itu positif ataupun negatif. Semua itu tergantung masyarakat kita dalam menyikapinya. Akan tetapi, menurut pendapat saya, sikap orang Indonesia terkesan agak ”lebay” dan selalu membesarkan-besarkan hal yang semestinya bukan menjadi bagiannya. Banyak yang seharusnya dibahas, selain membahas maraknya selebriti instan yang ada saat ini. Oke, saya akan membahas para selebriti instan menurut versi saya, yang dapat mewakilinya...........

Si ”keong racun” Shinta – Jojo

Dua mahasiswi asal Bandung ini, dapat ngetop lewat video yang mereka unggah dalam sebuah situs dengan lagu keong racun. Lagu yang mungkin sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan dapat ngetop, malah menjadi booming dan sangat popular di segala lapisan masyarakat. Yaaa, dengan gayanya yang polos dan sangat menghibur bagi sebagian orang yang melihatnya, tentu akan terhibur dan merasa asyik menikmatinya.

Dunia hiburan seakan berpaling roda, mereka mengincar selebriti instan yang sangat diburu dan diperbincangkan oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa, ”ahh, lebay. Biasa ajaa kali, ga usah heboh ngeksposnya”. Setelah itu, banyak artis atau musisi yang coba mengajak mereka untuk bekerja sama dan membuat sebuah hubungan kerja dengan dua mahasiswi tersebut. Selain ketenaran dan (tentunya) aliran rejeki yang melimpah, pihak instanti tempat dimana Jojo kuliah juga memberikan bonus tersendiri berupa beasiswa pendidikan sampai lulus. Waa, fantastis, dari iseng menjadi hoki tersendiri untuk keduanya.

Si ”Udin Se-dunia” Soaludin

Udin yang suka bertanya namanya Soaludin, Udin yang suka di jalan namanya Jalaludin, Udin yang sukanya di kamar namanya Kamarudin, dan masih banyak udin-udin lainnya yang dibuat lirik lagu oleh seorang bernama Soaludin. Ya, karena keisengannya menulis lirik lagu dengan berlatarbelakang nama udin, lalu mengunggahnya ke sebuah situs, jadinya Udin sedunia dikenal seantero jagad negeri ini.

Awalnya dia hanyalah seorang pengamen jalanan, akan tetapi sekarang satus sosialnya berubah menjadi selebriti. Hummmmm, sebuah status yang mungkin dari kebanyakan orang sangat ingin mempunyainya. Termasuk andakah? Hehehe...... di layar kaca, kita akan sering melihat dia muncul di acara infotainment ataupun talkshow2. Yaaa, euforia selebriti instan sedang marak.


Si “Chaiyya-chaiyya” Briptu Norman

Anggota brimob yang ngetop dan menjadi perbincangan bahkan menjadi tamu di beberapa acara dalam televisi swasta nasional dalam 2 minggu terakhir ini, ngetop lantaran video yang direkamnya saat bertugas dengan tingkah kocak dan sangat ekspresif ini dalam menirukan gaya actor Bollywood terkenal Shah Rukh Khan yang berjudul Chaiyya-chaiyya. Yaaa, dengan gayanya yang polos dan sangat luwes menirukan gaya penyanyi aslinya, ditambah lagi dengan hafalnya lirik lagunya, menambah kesan bahwa memang dia sangat hobby dan maniak dengan India. Memang benar, ulahnya sangat menghibur dan menyegarkan bagi siapa saja yang melihatnya. Seorang anggota Brimob, yang masih berpakaian lengkap bergaya ala aktor India ngetop. Siapa yang bakalan tidak terhibur??? Hehehe...

Dengan profesi barunya sebagai selebriti, tentu banyak tawaran dari sana-sini untuk mengisi acara yang ada di berbagai stasiun televisi swasta di negeri ini. Kehidupannya pun berubah dari seorang anggota Brimob, yang berprofesi lain yaitu selebritis. Bhkan, sekarang, RBT (ringbacktone) untuk nada sambung ponselnya pun sudah marak dipromosikan. Wuiihhh, hebat, canggihnya internet. Dalam sekejap dapat merubah kehidupan seseorang.

Berminatkah anda?????

Let’s see.......Siaran televisi heboh memberitakan para selebriti instan tersebut untuk menarik minat penonton. Ini yang menjadi perhatian. Sebenarnya terjalin hubungan simbiosis mutualisme diantara kedua belah pihak, akan tetapi di sisi lain akan muncul selentingan pertanyaan. Pentingkah mengekspos terlalu jauh kehidupan seseorang? Pentingkah mengetahui apa yang sebenarnya tidak perlu diketahui oleh banyak khalayak?.

Sebenarnya, dengan maraknya euphoria selebriti instan tersebut, tentu merupakan point plus tersendiri dimana dapat dengan mudah mengindikasikan banyaknya orang berbakat yang ada di Indonesia saat ini. Akan tetapi di satu sisi, sangat miris memang, di saat banyak sekali orang-orang yang membutuhkan perhatian lebih, kenapa hanya selebriti instan yang malah ramai diberitakan?. Bahkan banyak dari mereka yang langsung mendapat penghargaan dari instansi terkait. Boleh saja euphoria itu berkembang, tapi kita harus tetap bijak menyikapinya. Ingat, masih banyak yang harus diperbaiki dalam negeri ini. Tidak hanya fenomena selebriti instan yang sedang merajai jagad hiburan, akan tetapi fenomena di masyarakat sekitar banyak yang lebih harus diperhatikan. Masih banyak masalah-masalah di negeri ini yang harus diselesaikan dan harusnya menjadi sorotan publik agar mata dan mata hati dapat terbuka lebar. So, jadilah pemirsa yang bijak dalam menyikapi segala sesuatunya.


Kamis, 14 April 2011, ba’dha maghrib


0 comments:

Post a Comment