Holland's Tipology

|
Banyak teori-teori yang berkaitan dengan konseling, banyak juga orang-orang yang telah berjasa mengemukakan teori yang berkaitan dengan konseling. Yang paling banyak dipakai adalah teori yang dikemukakan oleh John Holland. Teori Holland mengemukakan enam lingkungan okupasional tipe kepribadian.
Kepribadian seseorang menurut Holland merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan (Opisow, 1983:84). Kemudian Winkel dan Hastuti (2005;634-635) menjelaskan bahwa pandangan Holland mencakup tiga ide dasar yaitu:
1. Semua orang dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh mereka mendekati salah satu dari enam tipe kepribadian, yaitu: Tipe realistic, tipe peneliti/pengusut, tipe seniman, tipe social, tipe pengusaha dan tipe orang rutin. Semakin mirip tingkah laku seseorang dengan salah satu diantara enam tipe itu, maka semakin terlihat ciri dan corak perilaku yang khas dari orang tersebut untuk tipe yang bersangkutan.
2. Beberapa lingkungan yang terdapat orang-orang yang hidup dan bekerja, dapat digolongkan menurut sebuah patokan sampai seberapa jauh suatu lingkungan tertentu dapat mendekati salah satu tipe/model lingkungan (a model environment) yaitu: lingkungan realistic, lingkungan penelitian/pengusutan, lingkungan kesenian, lingkungan pengusaha, lingkungan pelayanan social dan lingkungan bersuasana kegiatan rutin. Dari tiap-tiap lingkungan hidup memberikan kesempatan tertentu dan menimbulkan tantangan yang tertentu pula.
3. Perpaduan antara tipe kepribadian tertentu dan model lingkungan yang sesuai menghasilkan keselarasan dan kecocokan okupasional, sehingga seseorang dapat mengembangkan diri dalam lingkungan okupasi tertentu dan merasa puas. Begitupun sebaliknya, orang yang memasuki lingkungan okupasi yang jauh dari tipe kepribadian yang paling khas atau sesuai baginya akan mengalami konflik dan tidak akan merasa puas, sehingga cenderung untuk meninggalkan lingkungan okupasi itu dan mencari lingkungan lain yang lebih sesuai baginya.
Manrihu (1992:70) berpendapat bahwa ada empat asumsi yang merupakan jantung teori Holland, yaitu:
1. Sebagian besar orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam tipe: Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Giat (suka berusaha) dan Konvensional.
2. Ada enam jenis lingkungan: realistic, investigative, artistic, social, giat (suka berusaha) dan konvensional.
3. Orang menyelidiki lingkungan-lingkungan yang akan membiarkan atau memungkinkan melatih ketrampilan-ketrampilan dan kemampuan-kemampuannya, mengekspresikan sikap-sikap dan nilai-nilainya dan menerima masalah-masalah serta peranan-peranan yang sesuai dengannya.
4. Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dan ciri-ciri lingkungannya.
Perkembangan tipe-tipe kepribadian adalah hasil dari interaksi-interaksi faktor-faktor bawaan dan lingkungan, selanjutnya inetraksi-inetraksi ini membawa kepada preferensi-preferensi untuk jenis-jenis aktifitas-aktifitas khusus yang nantinya mengerahkan individu kepada tipe-tipe perilaku tertentu sebagai berikut (Manrihu, 1992: 71-73):
1. Tipe realistik yang preferensinya pada aktifitas-aktifitas yang memerlukan manipulasi eksplisit, teratur atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyukai kegiatan pemberian bantuan dan pendidikan. Preferensinya membawa pengembangan kompetensi-kompetensi yang berhubungan dengan benda, alat, teknik dan mengabaikan kompetensi yang berhubungan dengan bantuan dan pendidikan. Ciri-ciri khususnya adalah praktikalitas, stabilitas, konformitas.
2. Tipe investigative memiliki preferensi untuk aktiviatas-aktivitas yang memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan kreatif terhadap fenomena fisik, biologis, dan cultural agar dapat memahami dan mengontrol fenomena tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasive, social dan repetitive.
3. Tipe artistic lebih menyukai aktivitas yang ambigu, bebas dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistic seperti lukisan, drama, karangan. Tidak menyukai kegiatan yang sistematis, rutin dan teratur. Memandang diri sebagai seorang yang ekspresif, murni, independen dan memiliki kemampuan-kemampuan artistic.
4. Tipe social lebih menyukai kegiatan yang melibatkan orang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar atau menyediakan bantuan. Tidak menyukai kegiatan yang sistematis dan rutin yang melibatkan obyek-obyek dan materi-materi. Kompetensi social dikembangkan dan hal-hal yang bersifat manual dan teknik diabaikan. Menganggap diri sebagai seorang yang kompeten dalam membantu dan mengajar orang lain serta menilai tinggi aktivitas hubungan-hubungan social. Ciri khususnya adalah kerja sama, bersahabat, persuasive dan bijaksana.
5. Tipe enterprising lebih menyukai kegiatan yang melibatkan manipulasi terhadap orang lain untuk perolehan akademik atau tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai kegiatan yang sistematis, abstrak dan ilmiah. Lebih berkompeten terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan, persuasive dan supervisi. Sedangkan hal-hal yang bersifat ilmiah diabaikan. Ciri khasnya adalah ambisi, dominasi, optimis dan sosiabilitas.
6. Tipe konvensional lebih menyukai kegiatan yang memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur dan sistematik guna memberikan kontribusi kepada tujuan-tujuan organisasi. Tidak tertarik dengan kegiatan yang tidak pasti, bebas dan tidak sistematik. Kompetensi-kompetensi dikembangkan dalam bidang-bidang klerikal, komputasional dan system usaha. Kegiatan yang bersifat artistic dan semacamnya diabaikan. Ciri khasnya adalah efisiensi, keteraturan, praktikalitas, dan control diri.

Holland (Manrihu, 1992:77-78) juga menambah tiga asumsi tentang orang-orang dan lingkungannya, yaitu:
1. Konsistensi, pada diri seseorang atau lingkungan, beberapa pasangan tipe lebih dekat hubungannya daripada yang lainnya.
2. Diferensiasi, beberapa orang atau lingkungan lebih dibatasi secara jelas daripada yang lainnya.
3. Kongruensi, berbagai tipe memerlukan berbagai lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA
1. Manrihu, Muhammad Thayeb . 1992 . Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier . Jakarta . Bumi Aksara
2. Osipow Samuel H . 1983 . Theories of Career Development . New Jersey . Prentice Hall, Inc . Englewood Cliffs
3. Winkel, W.S & Sri Hastuti . 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan . Jakarta: PT. Grasindo
4. Ifdil. 2005. Teori Karier Holland. [online accessed: 2 April 2010]
URL: www.kumpulblogger.com


tugas Perancangan Organisasi Semester 6, semoga bermanfaat, yang mau nanya2 silahkan^^

0 comments:

Post a Comment