Well,
cinta. Sebuah kosakata yang sampai sekarang saya cari maknanya dan bentuknya. Dia
hanya sebuah kata sifat, yang saya pun belum yakin sudah seutuhnya memilikinya.
Iya, cinta itu apa? Yang saya tahu mencintai berarti harus memiliki, harus bersama.
Omong kosong jika mencinta tapi tidak mau bersama.
Kita
mengaku-ngaku mencintai Alloh atau mengaku ingin mencintaimu karena Alloh. Ahh,
sepertinya indah sekali diucap, tapi action-nya? Sudahkah kita melakukannya? Saya
tidak ingin menceramahi apalagi menggurui. Sayapun masih hanya sebatas lafal,
action? Masih jauh dari sempurna.
Saya
mengagung-agungkan bahwa saya sangat mencintai Alloh, namun nyatanya? Saya masih
suka mengingkari-Nya. Saya masih suka melakukan hal-hal yang pasti dilarang-Nya.
Saya masih suka menduakan cinta-Nya. Duh Gusti, ampuni saya. Saya hanya
seonggok daging yang Kau berikan nafas didalamnya, yang Kau berikan hati untuk
selalu menimbang mana yang baik dan buruk, tanpa campur tanganMu? Ahh, saya tak
sanggup menulisnya, T.T.
Bahkan,
untuk menulis ini pun, masih terselip rasa sombongnya saya sebagai manusia yang
haus akan pujian dari sesame makhlukMu. Sungguh hinanya saya dimatamu. Apa yang
saya cari? Saya hanya mengharap RidhaMu Yaa Illahi Rabbi. Tapi apa yang telah
saya lakukan? Saya lebih banyak melakukan apa yang tidak Engkau Ridhai Yaa
Rabb, Astaghfirulloh.
Jika
kita sudah ber-statement bahwa mencintai harus selalu bersama, lalu kapankah
kita mau bersamaNya? Disaat azan memanggil, kita masih sibuk mengurusi kerjaan
kita, masih sibuk mengurusi perut kita. Disaat Dia menyedian waktu untuk
bercengkerama denganNya disaat tidak ada satupun yangmampu mendengar keluh
kisah kita, mendengar tangisan sedih maupun bahagia kita, kita malah sibuk
bermimpi dibawah hangatnya kasur. Katanya kalau cinta maunya bersama? Tapi merelakan
waktu untuk bersamaNya saja masih malas? Segitu besarnyakah cintamu?
Saya
teringat sebuah tulisan dari buku yang ditulis oleh Mba Rindu Ade judulnya “Perempuan
Pencari Tuhan”
Tak ada satu cinta pun di dunia ini
yang mampu mematahkan hati manusia jika cinta Alloh di atas segalanya.
Sungguh, menduakan cinta Alloh
menjadikan cinta itu berhala.
Well,
ngeri yaa jika kita mencintai sesuatu melebihi cinta kita pada Alloh. Menduakan
cinta kita pada Yang Maha Pemberi.
Ahh,
saya tidak mau berpanjang kali lebar. Saya hanya ingin mengingatkan diri saya
sendiri. Saya saja masih salah memaknai cinta saya padaNya? Apalagi cinta saya
pada selainNya? Yaa Rabb, ijinkan saya menulis ini. Berilah saya kekuatan untuk
terus menulis apa yang baik.
Sekali
lagi, saya menulis ini bukan maksud untuk menggurui ataupun menceramahi. Ada orang-orang
yang lebih hebat dari saya. Saya hanya ingiin mengingatkan siapa diri saya,
yang tidak lebih seorang makhluk yang dipinjami kehidupan olehNya.
Jakarta,
19 April 2014, 06.30 AM
0 comments:
Post a Comment